Minggu, 22 Januari 2012

"KISAH BERUANG DAN IKAN KECIL".

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras, waktu itu memang tidak sedang musim ikan.

Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu juga ikan yang berhasil ia tangkap. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya … hup … ia dapat menangkap seekor ikan kecil.

Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan, si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, “Wahai beruang, tolong lepaskan aku.”

“Mengapa? ” tanya beruang.

“Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu,” rintih sang ikan.

“Lalu kenapa?” tanya beruang lagi.

“Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai, setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar, di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku untuk memenuhi seleramu.” kata ikan.

“Wahai ikan, kau tahu kenapa aku bisa tumbuh begitu besar?” tanya
beruang.

“Mengapa,” ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Karena aku tidak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan!” jawab beruang sambil tersenyum mantap.

“Ops!” teriak sang ikan.

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja.

Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap: “Ohhhh… andaikan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dulu ..!!!?

Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.

Di saat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan;….

Di saat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; ….

Di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; ….

Dan dalam kondisi terburukpun selalu ada kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita….

Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang besar. Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi kesempatan yang besar

Minggu, 15 Januari 2012

Goal Setting, Sudahkah Kita Hidup Sesuai Visi Allah?



Awal tahun adalah saat yang tetap untuk kita menelusuri kembali perjalanan hidup kita selama setahun lalu dan merencanakan apa yang akan kita lakukan di tahun ini. Baik untuk keluarga kita, bisnis kita, kegiatan sosial kita dan lain sebagainya: Apa cita-cita kita? Apa yang ingin kita capai? Apa yang ingin kita lakukan?

Hukum 20-80
Hukum 20-80 ini biasa juga disebut hukum Pareto. Dalam hidup ini ternyata hanya 20% dari seluruh aktifitas kita yang ternyata menyumbangkan 80% bagi kehidupan kita. Bagi seorang Agnes Monica, ternyata dari seluruh kemampuan yang dia bisa, kemampuannya di bidang tarik suara dan acting menyumbang 80% dari kehidupannya. Bagi seorang Rudi Hartono, ternyata 20% dari seluruh kemampuannya, yaitu Badminton menyumbangkan 80% kesuksesan dalam hidupnya.

Prioritas! Itulah yang dimaksudkan. Kita memiliki banyak kegiatan, kita juga memiliki banyak kemampuan, namun sulit bagi kita untuk dapat melakukan hal itu semua, atau sulit bagi kita untuk mempertajam semua kemampuan kita secara bersamaan. Kita perlu menentukan skala prioritas, apa 20% kegiatan dan kemampuan kita yang paling menonjol dan mampu menyumbangkan 80% keberhasilan dalam hidup
kita? Fokuslah pada 20% itu.

Waktu
Dalam hidup ini ada empat hal yang tidak bisa kembali; kata yang telah diucapkan, panah yang telah dilepaskan, masa lalu, dan kesempatan yang disia-siakan. Kekayaan yang disia-siakan, kadang-kadang bisa diperoleh kembali. Kesehatan yang disia-siakan, jarang bisa diperoleh kembali. Tetapi waktu yang disia-siakan, tidak pernah diperoleh kembali.

Waktu yang dapat kita gunakan sangat terbatas karena banyak hal yang tidak dapat kita kontrol. Tapi sayangnya, sering kali kita menghabiskan waktu kita, seperti kita masih punya banyak sekali persediaan waktu. Pertanyaan bagi kita bukanlah apakah kita sibuk? atau sejauh mana kita sibuk? Tetapi apakah kita sibuk melakukan pekerjaan dengan tepat?

Empat unsur penting untuk mengevaluasi hidup kita selama ini:
1. Arah
2. Prioritas
3. Mulai dari Akhir
4. Finishing Well, mengakhiri hidup dengan baik

Pertanyaannya adalah:
Apakah selama ini hidup kita tidak bertujuan?
Apakah selama ini hidup kita tanpa arah yang jelas dan pasti?
Apakah selama ini hidup kita sekadar mengalir?
Apa kehendak Tuhan terhadap hidup kita?
Apakah hidup kita sudah kita mulai dari akhir, artinya apakah hidup kita sudah kita mulai dari tujuan akhir hidup kita, sebelum kita mati?
Kita tidak dapat mundur dan mengulangi lagi awal kehidupan kita, tetapi kita dapat mulai dari sekarang dan membuat sebuah akhir yang baru.

VISI
Apa visi hidup kita? Ada 2 jenis Visi, yaitu Visi dari Allah dan Visi ambisi manusia. Pikirkanlah dan
pergumulkanlah APA VISI ALLAH TERHADAP HIDUPKU?

Visi adalah melihat sebuah gambaran tentang apa yang akan terjadi di masa datang. Visi mengekspresikan nilai dan standar tertinggi kita, visi juga membuat kita spesial dan berbeda dari orang lain. Visi sangat membantu kita memaparkan tahun-tahun ke depan dan membuat kita tetap fokus. Selain itu visi juga membuat energi kita terfokus.

Visi memang bukan segalanya, namun visi adalah awal segalanya. Jika tidak ada visi maka rakyat binasa, visi adalah masa sekarang dan masa akan datang.

Proses memiliki Visi, pertama kita perlu proses eksplorasi dan kreasi, kedua kita perlu sadar bahwa ini merupakan proses intuitif dan emosional dan seringkali tidak sesuai dengan logika. Di atas itu semua visi harus kita minta pada Tuhan, apa yang menjadi keinginanNya atas hidup kita.

Dalam praktik sehari-hari visi tidak selalu datang terang benderang, seringkali visi dari Tuhan datang sebagai proses kristalisasi dari berbagai tantangan hidup yang pada waktunya menjadi berlian indah yang bernilai tinggi bagi kita dan sesama.

Proses penggalian dan kreasi dalam memiliki visi adalah:
1. Lihat ke dalam diri, apa yang kita rasakan?
2. Lihat ke belakang, apa yang sudah kita pelajari?
3. Lihat ke sekeliling, apa yang terjadi pada orang lain dan sekitar?
4. Lihat ke depan, apa gambaran utuhnya?
5. Lihat ke atas, apa yang Tuhan harapkan dari kita?
6. Lihat ke samping, apa sumber daya yang kita miliki?

MISI
Visi saja tidak cukup, harus ada komitmen untuk BERTINDAK mencapai visi yang disebut dengan MISI. Pertanyaannya adalah, apa misiku? Akan ada pilihan tindakan yang tak terbatas untuk menentukan misi kita, pilih satu yang dapat memberikan hasil maksimal untuk merealisasikan visi.

Asumsi yang sering kali salah tentang misi adalah misi adalah my to do list, atau misi saya harus penuh dengan penderitaan, atau misi saya harus mirip dengan orang seusia saya.

GOAL
Misi saja tidak cukup harus ada satu set langkah-langkah yang khusus dan diukur untuk mencapai misi. Langkah-langkah itu disebut goal. Goal merancang program untuk mencapai misi dan merealisasikan visi yang sudah kita tetapkan. Kita mempunyai satu visi dan satu misi namun banyak goal dan banyak kegiatan yang berdasarkan goal.

Kehidupan kita harus seimbang dan utuh, maka gol yang kita tetapkan haruslah meliputi seluruh aspek kehidupan; karier, keuangan, keluarga, pendidikan, kesehatan, rohani, minat pribadi, pelayanan. Dan agar gol tersebut dapat kita capai haruslah memenuhi kriteria SMART:
1. Specific (khusus dan jelas)
2. Measurable (dapat diukur)
3. Attainable (dapat dicapai)
4. Realistic (realistis)
5. Time Bound (target waktu)

Pentingnya menetapkan GOAL:
1. Dapat mengurangi stress.
2. Jika kita melangkah diarah yang benar, tiap langkah—betapapun kecilnya—akan membuat kita dekat ke tujuan.
3. Seorang dgn sebuah goal/tujuan akan berjalan seratus kilometer di satu jalan. Tapi seorang tanpa goal/tujuan akan berjalan satu kilometer di seratus jalan.
4. Seorang yang berorientasi pd goal/tujuan selalu berambisi untuk mencapai tujuannya melebihi Status, Kekuasaan & Uang.
5. Penetapan Goal menolong kita untuk tetap FOKUS.
6. Penetapan Goal menolong kita untuk menyederhanakan dalam mengambil keputusan.

Prinsip-prinsip penting dalam mencapai GOAL
1. Belajar berkata TIDAK pada sebuah kesempatan dan berkata YA kepada GOAL.
2. Goal-goal kita harus bersumber dari kerinduan yang dalam dan keinginan yang besar.
3. Teguh terhadap goal-goal kita & fleksibel terhadap metode kita (aktivitas)
4. Goal-goal kita harus ditulis.
5. Kenali hambatan-hambatan dalam mencapai goal-goal kita.
6. Kenali apa dan siapa yang dapat membantu mencapai goal-goal kita.
7. Visualisasikan goal-goal kita.
8. Jangan pernah menyerah untuk mencapai Goal-goal kita.
9. Bila memang perlu dapat direvisi.
10. Selalu positive thinking.
11. Untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama manusia, siapapun dan apapun dia.

Greg Werner seorang Strength & Conditioning Coach mengatakan “Buatlah suatu kemajuan, maka kita akan senang. Buatlah kemajuan dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan kita akan menjadi seorang juara.”

Dan Nabi Yesaya mengatakan, “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

Akhirnya, apakah visi kita? Apakah misi kita? Apakah goal-goal kita? Selamat memulai hidup baru dengan visi, misi dan goal yang jelas. Tuhan beserta kita.
(sUMBER: Christovita Wiloto)

Minggu, 18 Desember 2011

INVESTASI WAKTU



Seorang tokoh politik serta diplomat Amerika abad ke-19, Charles Francis Adams, punya buku harian. Suatu saat, di buku itu ia menulis: "Hari ini saya memancing dengan anak laki-laki saya satu hari terbuang percuma." Ternyata, putranya, Brook Adams, juga memiliki buku harian. Dan, pada hari yang sama tersebut, Brook Adams menulis: "Pergi memancing dengan Ayah ini sungguh hari paling menyenangkan di hidupku!" Perbedaan pandangan terhadap satu pengalaman yang sama. Yang satu merasa membuang waktu, yang lain merasa sang ayah memberi investasi waktu yang berharga baginya.

Beda cara pandang seperti ini mungkin kerap terjadi. Kita merasa membuang waktu saat "hanya" bermain berbincang dengan anak-anak. Padahal bagi mereka, itulah tabungan emosi dan kepercayaan yang mereka dapat dari kebersamaan dengan orangtua. Dan, inilah keadilan Tuhan; kasih itu dapat dinyatakan dengan sesuatu yang dapat dilakukan tiap orangtua: investasi waktu yang tak menuntut kita untuk selalu keluar uang. Anak-anak hanya perlu kita ada bersama mereka, punya waktu mendengar mereka, punya kesempatan menyentuh mereka dengan kasih nan menenteramkan.

Salomo adalah salah satu tokoh Alkitab yang tercatat karena kebijaksanaan, kemasyhuran, kesuksesannya. Namun, siapakah pribadi di balik keberhasilannya itu? Betulkah ia menyebut-nyebut ayahnya yang berperan mendidik dan menasihatinya? Bacaan hari ini menunjukkan hal itu. Daud, ayah Salomo, memberi waktu yang ia punya untuk mengarahkan putranya agar hidup di jalan Tuhan. Dan, kita telah melihat hasilnya. Maka, sesibuk-sibuknya kita sebagai orangtua, mari prioritaskan selalu waktu untuk anak.

ANAK YANG MENCAPAI KEBERHASILAN DI HIDUPNYA DIBESARKAN OLEH ORANGTUA YANG PUNYA WAKTU UNTUKNYA.
Lukas 2:51
“Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.”

Sebelum kita dapat memegang otoritas, pertama kita harus mempraktikkan penundukkan diri. Allah menginginkan kita untuk semakin naik dan berhasil, tapi tidak secara otomatis. Setiap orang harus melalui perjalanan suatu periode sebelum dipromosikan menjadi pemegang otoritas.

Tuhan Yesus adalah teladan yang sangat tepat dalam hal penundukkan diri. Ketika Dia masih sangat muda, Dia dan orang tua pergi ke Yerusalem untuk perayaan Paskah. Pada saat perjalanan pulang, Yusuf dan Maria sadar bahwa Yesus tidak ada bersama dengan mereka. Tiga hari kemudian, mereka menemukan anaknya sedang berada di Bait Allah, duduk di antara para guru. Disana, Dia tidak hanya menerima apa yang diajarkan orang-orang yang dianggap memiliki hikmat dan kebijaksanaan tersebut, tetapi juga bertanya jawab dengan mereka.

Diliputi perasaan lega dan sedikit frustasi, Yusuf dan Maria pun memarahi Yesus. Mereka menyuruh-Nya untuk pulang bersama dengan mereka. Walaupun dicatat di dalam Alkitab bahwa Yesus mengatakan bahwa disanalah Dia seharusnya berada, tetapi di ayat selanjutnya ditulis bahwa Dia mengikuti permintaan orangtuanya. Tuhan Yesus tahu dan mengerti benar bahwa penundukkan diri adalah hal pertama sebelum memiliki otoritas.

Hidup di bawah otoritas orang lain adalah hal tersusah dilakukan manusia. Keegoisan dan mengganggap diri lebih hebat dari orang lain adalah dua faktor mengapa kita begitu sulit mempraktikkan penundukkan diri dalam kehidupan sehari-hari.

Alkitab begitu jelas mencatat mengenai akibat ketidaktaatan dan pemberontakan terhadap otoritas. Melalui perantaraan Rasul Paulus, Allah mengatakan bahwa orang yang tidak menghormati pemimpin mereka tidak akan mendapatkan keuntungan di dalam hidupnya.

Apakah hari-hari ini Anda sedang mengalami masalah dengan penundukkan diri baik dengan orang-orang yang ada di rumah, kantor, ataupun gereja Anda? Berdoalah kepada Allah agar Anda diberikan kerendahhatian dan mau dibentuk. Percayalah, dengan kasih karunia-Nya, Anda pasti dapat mempraktikkan hal ini dalam kehidupan sehari-hari Anda.

Allah menghargai orang-orang yang memberikan diri tunduk di bawah otoritas.

Senin, 05 Desember 2011

Kemarin (27-11-2011) saat  Penyembahan di Ibadah Raya II di Greja Bethany Wanea Plasa...
Tuhan B'bicara kpda salah 1 jemaat :
Kata Tuhan : "Masih Terlalu bxk DOSA yg di lakukan Bangsa/KOTA ini"
dan hari ini (28-11-2011) saat saya melakukan  Penyembahan di kamar saya,,Tuhan mengingatkan saya akan hal yg di ats dan Tuhan jga Berkata kpda saya,,
Kata Tuhan : Doakan_lah Kota ini karena "Masih Terlalu bxk DOSA yg di lakukan Bangsa/KOTA ini"

dan saya rindu utk siapapun yg mmbaca tlisa ini (Terutaman Umat Tuhan yg ada d Kota menado) utk MendDOAkan Kota KITA....

guyzz,,ini sedikit khotbah dan ilustrasi moga mmBerkati QT....

Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."


mengusahakan kesejahteraan kotaAda sepasang suami -istri yg sdah menikah...
sang suami  memberikan seluruh gaji dan pendapatannya kepada istrinya. Sama sekali tidak ada rasa terpaksa untuk itu,dia malah merasa bersukacita setiap kali dia membawa pulang penghasilannya untuk diberikan kepada istrinya. Itu dia lakukan dengan sukarela tanpa paksaan, istrinya bahkan tidak pernah memintanya melakukan itu. Mengapa suaminya mau bekerja banting tulang lalu menyerahkan seluruhnya kepada istrinya tanpa menyimpan sepeserpun? Alasan suaminya,,karena lebih dari sekedar tanggung jawab sebagai seorang suami, tetapi karena suaminya mencintainya dengan seluruh jiwa dan raganya kepada istrinya. Nyawa_nya pun siap dia berikan untuk istrinya, mengapa tidak untuk sekedar gaji?
Saya ingin memperdalam tlisan di ats lwat renungan ini mengenai seruan Tuhan bagi kita untuk mengusahakan sesuatu untuk kota dimana kita ditempatkan. Ayatnya berbunyi: "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7). Ada beberapa hal yang sebaiknya kita cermati dari ayat ini. Mari kita lihat urutannya. Firman Tuhan berkata: "Usahakanlah kesejahteraan kota dimana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu." Kata dan disana menunjukkan adanya dua aktivitas berbeda namun saling berhubungan. Usahakanlah kesejahteraan kota, itu ditempatkan di depan. Artinya terlepas dari panggilan kita sebagai anak Tuhan untuk terus memanjatkan doa syafaat atas kota, bangsa dan negara kita, termasuk para pemimpinnya, adalah sangat penting bagi kita untuk melakukan sesuatu secara nyata demi kesejahteraan kota dimana kita tinggal. Yang sangat disayangkan tidak banyak gereja yang mau keluar dari balik dinding-dindingnya untuk menjangkau kehidupan di luar tembok gereja dengan melakukan sesuatu secara nyata. Mendoakan tentu jauh lebih mudah untuk dilakukan karena tidak perlu repot-repot mengeluarkan tenaga dan biaya, tetapi firman Tuhan dalam Yeremia 29:7 ini mengajak kita untuk kembali menyadari apa yang diminta Tuhan sebenarnya. Seberapa jauh gereja hari ini mau berfungsi nyata dalam kehidupan disekitarnya, tanpa tujuan apapun selain mengusahakan kesejahteraan kota seperti panggilan Tuhan itu? Mendoakan itu tentu sangat penting. Doa punya kuasa yang luar biasa, apalagi jika dilakukan oleh orang benar. (Yakobus 5:16b). Tapi sebuah tindakan nyata yang aktif juga merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita pikirkan dan lakukan, begitu pentingnya bahkan kata usahakan itu diletakkan di depan.

Mari kita fokus kepada kata "mengusahakan". Menurut kamus bahasa Indonesia kata mengusahakan ini mencakup:
- mengerjakan sesuatu
- mengikhtiarkan (berpikir dalam-dalam untuk mencari solusi)
- berusaha sekeras-kerasnya dalam melakukan sesuatu
- membuat dan menciptakan sesuatu

Keempat elemen yang tercakup di dalam kata "mengusahakan" menunjukkan bahwa itu bukanlah sebuah hal yang sepele. Jika Tuhan meminta kita untuk mengusahakan kesejahteraan kota dimana kita ditempatkan, itu artinya keempat hal di atas haruslah menjadi bagian dari fokus kita dalam bekerja. Bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan keluarga, tetapi berbuat sesuatu sebagai bagian dari kontribusi dan peran serta kita secara aktif untuk pembangunan kesejahteraan di mana kita tinggal.

Kita tidak akan pernah bisa tergerak untuk melakukan peran aktif demi kesejahteraan kota apabila kita tidak mengasihi kota dimana kita tinggal. Itulah sebabnya saya mengawali renungan hari ini dengan ilustrasi di atas. Kita mau habis-habisan bekerja dan menyerahkan semuanya kepada istri kita karena kita mengasihinya bukan? Sama halnya seperti kota, apabila kita mencintai dan mengasihi kota kita termasuk orang-orang yang hidup di dalamnya, maka disanalah kita akan mulai memiliki kerinduan untuk mengusahakan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan talenta yang kita miliki demi kesejahteraan kota kita.

Alkitab mengatakan: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Pekerjaan baik sudah dipersiapkan Allah lewat Kristus, ini termasuk dalam mengusahakan kota tentunya. Dan Tuhan mengatakan bahwa Dia mau kita hidup di dalamnya. Kesejahteraan kota akan sangat menentukan seberapa jauh kesejahteraan kita. Saya berasal dari kota lain, saya percaya bahwa saya berada di kota dimana saya tinggal sekarang bukanlah suatu kebetulan. Demikian pula teman-teman yang saat ini berada jauh dari kota kelahiran. Ada panggilan Tuhan bagi kita untuk mensejahterakan kota di mana kita berada, dan itu adalah kewajiban kita. Jika pendatangpun memiliki tugas untuk kesejahteraan kotanya, apalagi jika anda merupakan penduduk asli di tempat dimana anda berada sekarang. Sudah saatnya gereja bergerak keluar dari tembok-tembok pembatas dan mulai melakukan karya nyatanya demi kemajuan dan kesejahteraan kota dimana kita berada saat ini. Apa yang bisa kita lakukan saat ini untuk itu? Menanam pohon untuk penghijauan? Mengurus anak jalanan? Memberikan ide-ide atau solusi mengatasi problema sosial yang bertumpuk? Atau sekedar berpartisipasi dalam kebersihan lingkungan, ikut ronda malam dan sebagainya? Percayalah apapun yang anda lakukan atau usahakan atas dasar kerinduan anda untuk mensejahterakan kota tidak akan pernah terbuang sia-sia, meski hal itu mungkin sangatlah kecil dalam penilaian anda secara pribadi. Bayangkanlah sebuah kota dimana keamanannya baik, orang hidup berdampingan secara damai, anda bisa bekerja dengan rasa tenang, bukankah itu indah? Dan siapa bilang kita tidak bisa memberi sumbangsih apapun untuk itu? Mari hari ini kita sama-sama memikirkan dengan serius apa yang bisa kita usahakan untuk kota kita dan apa yang akan menjadi tindakan kita untuk mewujudkannya secara nyata.

Usahakanlah kesejahteraan kota dimana kita berada, karena kesejahteraan kita bergantung darinya

sumber : http://temukan-caranya.blogspot.com/2011/02/renungan-harian-online-mengusahakan.html

Kamis, 24 November 2011

Kumpulan Khotbah

BUAT CEWEK: I Korintus 2:9, "Seorang cowok yang tidak pernah engkau lihat oleh matamu, dan tidak pernah engkau dengar tentang dia, dan belum pernah timbul dalam hatimu akan disediakan Allah untukmu kalau engkau benar2 mengasihi Tuhan."........... BUAT COWOK: Mazmur 127:2. "Sia-sialah engkau dengan susah payah mendekati seorang wanita, karena wanita itu akan Tuhan berikan kepada seorang cowok yang telah dikasihiNYA meskipun cowok itu tidak bikin PDKT."

7 Langkah memiliki kehidupan BERINTEGRITAS
Keluaran 20:1-17

Banyak orang memang cinta Tuhan, namun tidak memiliki kehidupan yang berintegritas sehingga akibatnya HIDUP KITA MENJADI BATU SANDUNGAN!

Karena itu TUHAN MAU AGAR HIDUP KITA BERINTEGRITAS

1. Hidup yang terlepas & terbebas dari segala perbudakan (1-2)
2. Memiliki kehidupan yang benar di hadapan Allah, dengan tidak melakukan yang Tuhan tidak suka (3-7)
3. Memiliki standart moral yang diatas rata-rata, dengan tidak melakukan yang merusak hidup & masa depan kita (12-16)
4. Memiliki kehidupan yang tidak memaksakan diri dengan apa yang orang miliki (17)
5. Memiliki kehidupan yg mempersiapkan masa depan.
6. Memiliki kehidupan mementingkan kehendak Allah dariada kepentingan dan logika kita.
7. Memiliki kehidupan yg yg tdk menyusahkan dan merugikan org lain.

Dengan memiliki kehidupan yang berkualitas:
Hidup kita menjadi berkat
Kita meraih janji Tuhan
Kita memiliki kehidupan yang indah
Renungan Hari ini :

Ada dua insan manusia Boy and Girl mereka sama-sama sedang mencari belahan jiwanya ... dengan berjalannya waktu mereka akhirnya bertemu dan si Boy menyatakan isi hatinya kepada si Girl ... akhirnya mereka terlibat percakapan yang serius ...

Boy : Aku mau menikahimu sayang, maukah kamu menikah dengan ku ... ?

Girl : Kamu punya rumah ... ?

Boy : Enggak.

Girl : Punya mobil BMW ... ?

Boy : Enggak.

Girl : Gaji kamu berapa ... ?

Boy : Nggak ada gaji, tapi ... !!

Girl : Nggak ada tapi !!! Ga punya rumah, ga ada BMW, ga ada gaji ?? pergi loe ...!!

Boy : ( Sambil pergi dia berfikir ) gue punya 2 Villa, 3 Pulau, 3 Ferrari, 2 Porche, ngapain juga beli rumah lagi sama BMW ... yang gaji gue siapa ?? Orang gue bosnya ... dasar sifat manusia yang aneh !!!

( Matius 6 : 19-20 )

19 : " Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya."
20 : " Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di Surga; di Surga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkarnya serta mencurinya."

...................................................................................................

Renungan diatas hanyalah sebuah cerita fiktif belaka dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun juga serta apabila ada persamaan cerita dalam kehidupan anda mohon Maaf sebesar-besarnya .... Renungan ini hanya sekedar untuk berbagi Firman Tuhan ...
God Bless Us....