Minggu, 22 Januari 2012

"KISAH BERUANG DAN IKAN KECIL".

Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sungai deras, waktu itu memang tidak sedang musim ikan.

Sejak pagi ia berdiri di sana mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu juga ikan yang berhasil ia tangkap. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya … hup … ia dapat menangkap seekor ikan kecil.

Ikan yang tertangkap menjerit-jerit ketakutan, si ikan kecil itu meratap pada sang beruang, “Wahai beruang, tolong lepaskan aku.”

“Mengapa? ” tanya beruang.

“Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu,” rintih sang ikan.

“Lalu kenapa?” tanya beruang lagi.

“Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai, setelah beberapa bulan aku akan tumbuh menjadi ikan yang besar, di saat itu kau bisa menangkapku dan memakanku untuk memenuhi seleramu.” kata ikan.

“Wahai ikan, kau tahu kenapa aku bisa tumbuh begitu besar?” tanya
beruang.

“Mengapa,” ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Karena aku tidak pernah menyerah walau sekecil apapun keberuntungan yang telah tergenggam di tangan!” jawab beruang sambil tersenyum mantap.

“Ops!” teriak sang ikan.

Dalam hidup, kita diberi banyak pilihan dan kesempatan. Namun jika kita tidak mau membuka hati dan mata kita untuk melihat dan menerima kesempatan yang Tuhan berikan maka kesempatan itu akan hilang begitu saja.

Dan hal ini hanya akan menciptakan penyesalan yang tiada guna di kemudian hari, saat kita harus berucap: “Ohhhh… andaikan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dulu ..!!!?

Maka bijaksanalah pada hidup, hargai setiap detil kesempatan dalam hidup kita.

Di saat sulit, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan;….

Di saat sedih, selalu ada kesempatan untuk meraih kembali kebahagiaan; ….

Di saat jatuh selalu ada kesempatan untuk bangkit kembali; ….

Dan dalam kondisi terburukpun selalu ada kesempatan untuk meraih kembali yang terbaik untuk hidup kita….

Bila kita setia pada perkara yang kecil maka kita akan mendapat perkara yang besar. Bila kita menghargai kesempatan yang kecil, maka ia akan menjadi kesempatan yang besar

Minggu, 15 Januari 2012

Goal Setting, Sudahkah Kita Hidup Sesuai Visi Allah?



Awal tahun adalah saat yang tetap untuk kita menelusuri kembali perjalanan hidup kita selama setahun lalu dan merencanakan apa yang akan kita lakukan di tahun ini. Baik untuk keluarga kita, bisnis kita, kegiatan sosial kita dan lain sebagainya: Apa cita-cita kita? Apa yang ingin kita capai? Apa yang ingin kita lakukan?

Hukum 20-80
Hukum 20-80 ini biasa juga disebut hukum Pareto. Dalam hidup ini ternyata hanya 20% dari seluruh aktifitas kita yang ternyata menyumbangkan 80% bagi kehidupan kita. Bagi seorang Agnes Monica, ternyata dari seluruh kemampuan yang dia bisa, kemampuannya di bidang tarik suara dan acting menyumbang 80% dari kehidupannya. Bagi seorang Rudi Hartono, ternyata 20% dari seluruh kemampuannya, yaitu Badminton menyumbangkan 80% kesuksesan dalam hidupnya.

Prioritas! Itulah yang dimaksudkan. Kita memiliki banyak kegiatan, kita juga memiliki banyak kemampuan, namun sulit bagi kita untuk dapat melakukan hal itu semua, atau sulit bagi kita untuk mempertajam semua kemampuan kita secara bersamaan. Kita perlu menentukan skala prioritas, apa 20% kegiatan dan kemampuan kita yang paling menonjol dan mampu menyumbangkan 80% keberhasilan dalam hidup
kita? Fokuslah pada 20% itu.

Waktu
Dalam hidup ini ada empat hal yang tidak bisa kembali; kata yang telah diucapkan, panah yang telah dilepaskan, masa lalu, dan kesempatan yang disia-siakan. Kekayaan yang disia-siakan, kadang-kadang bisa diperoleh kembali. Kesehatan yang disia-siakan, jarang bisa diperoleh kembali. Tetapi waktu yang disia-siakan, tidak pernah diperoleh kembali.

Waktu yang dapat kita gunakan sangat terbatas karena banyak hal yang tidak dapat kita kontrol. Tapi sayangnya, sering kali kita menghabiskan waktu kita, seperti kita masih punya banyak sekali persediaan waktu. Pertanyaan bagi kita bukanlah apakah kita sibuk? atau sejauh mana kita sibuk? Tetapi apakah kita sibuk melakukan pekerjaan dengan tepat?

Empat unsur penting untuk mengevaluasi hidup kita selama ini:
1. Arah
2. Prioritas
3. Mulai dari Akhir
4. Finishing Well, mengakhiri hidup dengan baik

Pertanyaannya adalah:
Apakah selama ini hidup kita tidak bertujuan?
Apakah selama ini hidup kita tanpa arah yang jelas dan pasti?
Apakah selama ini hidup kita sekadar mengalir?
Apa kehendak Tuhan terhadap hidup kita?
Apakah hidup kita sudah kita mulai dari akhir, artinya apakah hidup kita sudah kita mulai dari tujuan akhir hidup kita, sebelum kita mati?
Kita tidak dapat mundur dan mengulangi lagi awal kehidupan kita, tetapi kita dapat mulai dari sekarang dan membuat sebuah akhir yang baru.

VISI
Apa visi hidup kita? Ada 2 jenis Visi, yaitu Visi dari Allah dan Visi ambisi manusia. Pikirkanlah dan
pergumulkanlah APA VISI ALLAH TERHADAP HIDUPKU?

Visi adalah melihat sebuah gambaran tentang apa yang akan terjadi di masa datang. Visi mengekspresikan nilai dan standar tertinggi kita, visi juga membuat kita spesial dan berbeda dari orang lain. Visi sangat membantu kita memaparkan tahun-tahun ke depan dan membuat kita tetap fokus. Selain itu visi juga membuat energi kita terfokus.

Visi memang bukan segalanya, namun visi adalah awal segalanya. Jika tidak ada visi maka rakyat binasa, visi adalah masa sekarang dan masa akan datang.

Proses memiliki Visi, pertama kita perlu proses eksplorasi dan kreasi, kedua kita perlu sadar bahwa ini merupakan proses intuitif dan emosional dan seringkali tidak sesuai dengan logika. Di atas itu semua visi harus kita minta pada Tuhan, apa yang menjadi keinginanNya atas hidup kita.

Dalam praktik sehari-hari visi tidak selalu datang terang benderang, seringkali visi dari Tuhan datang sebagai proses kristalisasi dari berbagai tantangan hidup yang pada waktunya menjadi berlian indah yang bernilai tinggi bagi kita dan sesama.

Proses penggalian dan kreasi dalam memiliki visi adalah:
1. Lihat ke dalam diri, apa yang kita rasakan?
2. Lihat ke belakang, apa yang sudah kita pelajari?
3. Lihat ke sekeliling, apa yang terjadi pada orang lain dan sekitar?
4. Lihat ke depan, apa gambaran utuhnya?
5. Lihat ke atas, apa yang Tuhan harapkan dari kita?
6. Lihat ke samping, apa sumber daya yang kita miliki?

MISI
Visi saja tidak cukup, harus ada komitmen untuk BERTINDAK mencapai visi yang disebut dengan MISI. Pertanyaannya adalah, apa misiku? Akan ada pilihan tindakan yang tak terbatas untuk menentukan misi kita, pilih satu yang dapat memberikan hasil maksimal untuk merealisasikan visi.

Asumsi yang sering kali salah tentang misi adalah misi adalah my to do list, atau misi saya harus penuh dengan penderitaan, atau misi saya harus mirip dengan orang seusia saya.

GOAL
Misi saja tidak cukup harus ada satu set langkah-langkah yang khusus dan diukur untuk mencapai misi. Langkah-langkah itu disebut goal. Goal merancang program untuk mencapai misi dan merealisasikan visi yang sudah kita tetapkan. Kita mempunyai satu visi dan satu misi namun banyak goal dan banyak kegiatan yang berdasarkan goal.

Kehidupan kita harus seimbang dan utuh, maka gol yang kita tetapkan haruslah meliputi seluruh aspek kehidupan; karier, keuangan, keluarga, pendidikan, kesehatan, rohani, minat pribadi, pelayanan. Dan agar gol tersebut dapat kita capai haruslah memenuhi kriteria SMART:
1. Specific (khusus dan jelas)
2. Measurable (dapat diukur)
3. Attainable (dapat dicapai)
4. Realistic (realistis)
5. Time Bound (target waktu)

Pentingnya menetapkan GOAL:
1. Dapat mengurangi stress.
2. Jika kita melangkah diarah yang benar, tiap langkah—betapapun kecilnya—akan membuat kita dekat ke tujuan.
3. Seorang dgn sebuah goal/tujuan akan berjalan seratus kilometer di satu jalan. Tapi seorang tanpa goal/tujuan akan berjalan satu kilometer di seratus jalan.
4. Seorang yang berorientasi pd goal/tujuan selalu berambisi untuk mencapai tujuannya melebihi Status, Kekuasaan & Uang.
5. Penetapan Goal menolong kita untuk tetap FOKUS.
6. Penetapan Goal menolong kita untuk menyederhanakan dalam mengambil keputusan.

Prinsip-prinsip penting dalam mencapai GOAL
1. Belajar berkata TIDAK pada sebuah kesempatan dan berkata YA kepada GOAL.
2. Goal-goal kita harus bersumber dari kerinduan yang dalam dan keinginan yang besar.
3. Teguh terhadap goal-goal kita & fleksibel terhadap metode kita (aktivitas)
4. Goal-goal kita harus ditulis.
5. Kenali hambatan-hambatan dalam mencapai goal-goal kita.
6. Kenali apa dan siapa yang dapat membantu mencapai goal-goal kita.
7. Visualisasikan goal-goal kita.
8. Jangan pernah menyerah untuk mencapai Goal-goal kita.
9. Bila memang perlu dapat direvisi.
10. Selalu positive thinking.
11. Untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama manusia, siapapun dan apapun dia.

Greg Werner seorang Strength & Conditioning Coach mengatakan “Buatlah suatu kemajuan, maka kita akan senang. Buatlah kemajuan dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan kita akan menjadi seorang juara.”

Dan Nabi Yesaya mengatakan, “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”

Akhirnya, apakah visi kita? Apakah misi kita? Apakah goal-goal kita? Selamat memulai hidup baru dengan visi, misi dan goal yang jelas. Tuhan beserta kita.
(sUMBER: Christovita Wiloto)